Pages

Selasa, 16 Desember 2008

Lapindo nasibmu kini



Memori 2 tahun yang lalu

Ini adalah foto yang saya abadikan ketika melewati jalan di sekitar lumpur lapindo. Kala itusaya sedang KKL (Kuliah Kerja Lapangan) ke pulau Bali.. he.. he.. KKL atau wisata yah..
waktu itu jalan tol masih ada, tanggulnya belum tinggi-tinggi amat. Saya memotrt di pagi hari di dalam bis. sekitar pukul 05.30. Waktu sunrise.. cantik banget yah.. kayak di payau atau rawa

But now.. mungkin sudah tidak ada lagi karena.... sebagian besar sudah menjadi kenangan... apalagi untuk masyarakat disana porong,mungkin desa rana kenongo... (wis ora ono).. betapa sebuah kehilangan yang berat..
tak cuma kenangan namun juga harta, benda...
sebagaian adalah takdir, sebagian lagi kesalahan manusia, sebagian lagi adalah kuasa Allah,sebagian lagi adalah perjuangan sebagian lagi adalah ikhlas.. sulit untuk berkata apalagi melakukan..

Hopefully for the best.. jangan pernah berhenti berprasangka baik pada Allah yah!!

Senin, 15 Desember 2008

Saat kau merasa mengalahkan segalanya


Saat kau merasa mengalahkan segalanya

2 minggu ini mungkin menjadi minggu terberat dalam rangka penuntasan masa akademikku di Environmental Camp.
Perjalanan Panjang yang salama ini ku jalani, tarik ulur waktu, penundaan, "nanti lain waktu", "maaf saya sedang sibuk", "besok aja yah", "maaf saya keluar kota, minggu depan saja" hingga faktor internal diri sendiri "belum bener, majunya besok aja ah" "ini nya belum dihitung.." hingga kisah dramatis ketika tatap muka, ketukan 4/4 pada meja yang bikin kaget, hingga kebosanan yang melanda....
Tak disangka di "hampir" ahir cerita, semuanya berlangsung begitu cepat, dari pendaftaran sidang hingga eksekusinya. kalau mau ditiung resmi, TA mulai Desember 2007 - Desember 2008, nggak resminya mulai dari UGB Agustus 2007, betapa menjadi perjalanan yang menguras energi, karena semangat dan daya juang yang kita pakai untuk bisa bertahan dan tidak memperlama lagi. Hari -hari penuh stress karena di tengah-tengah perjalanan, bahkan terkadang kita tak tau harus kemana lagi laporan TA ini dibuat. Bertahan dalam ketidakjelasan, berat rasanya karena di awal 2 jkali saya hampir menyerah... namun mungkin 2 kali kesempatan itu pula yang diberikan Allah untuk saya, agar ketika terputus kata Ya atau Tidak, kita tidak akan lagi mengeluhkan pilihan kita sendiri.

Now, here i am.. kadang saya masih belum percaya saya sudah menjalani persidangan. Sidang yang diurus hanya 1 hari sebelumnya, dimana surat-surat administrasi baru selesai jam 10.00 padahal sidangnya jam 12.30. Semua sadanya.. rencana besar saya untuk menghadapi sidang otomatis tidak bisa terlaksana, tidak ada persiapan spesial hanya tidak bisa tidur 3 hari.

Sore itu, H-1 saya masih berpeluh keringat melobi dosen untuk mau menyidang saya besok siang, kaki serasa tidak bisa diam karena, ketika membuat surat administrasi, saya bahkan lupa dengan judul TA saya. Melobi agar dapat tempat untuk sidang di ruang kelas, karena ruangan khusus sidang sudah fullbook, meminjam LCD yang artinya merogoh kocek lebih.. semuanya untuk bisa sidang.. Sebenarnya yang tak kalah harus dipersiapkan adalah mental dan hati.. selama mengurus dan lobi.. masih kacau hati saya untuk sidang, saya benar-benar tidak siap... saya maju untuk kalah.. saya maju untuk memeprmalukan diri sendiri..
Sore itu hari Rabu, hari senin sebelumnya saya bilang pada diri sendiri saya tidak siap sidang hari kamis... hari selasa saya mundurkan jadwal menjadi minggu depan, eh hari rabu.. saya mendapat kejutan bahwa, waktu yang paling tepat untuk sidang adalah besok setelah dosen pembimpbing menyatakan tidak bisa menyidang saya minggu depan....

I'm so stress.. saya panik nggak karuan.. hati ini kayak limbung... wah bener-bener unser pressure.. Sidang.. besok.. ama dosen paling ngeri se TL... yang bener aja ..????
Tapi satu hal yang membuat sore itu... saya mantap untuk sidang besok siang.... Allah memudahkan semuanya, untuk mengurus administrasi dan teknis pada H-1 kok ya semuanya bisa... Dosen oke, tempat dapet, LCD ada, administrasi tinggal tanda tangan.. Subhanallah.. syaa berfikir memang Allah sudah menetapkan hal ini, seberapa besar kita menngelak pasti akan ketemu juga..
Saya tidak berfikir result... saya hanya mau menjalani saja... esok akan datang, walaupun kemudian waktu berjalan terasa sangat lambat...

Final preparation.. memberitahu dosen pembimbing bahwa, besok insyaAllah saya sudah menyiapakan segala sesuatunya untuk persidangan...
Tapi yang terjadi di luar dugaan... tiba-tiba saja disaat segala sesuatunya beres.. beliau menyatakan tidak bisa hadir dalam sidang saya.. malam itu (saya nunggu mpe maghrib) krasanya segala kekisruhan hati saya naik ke ubun-ubun, kerja keras saya mengurus segala sesuatunya agr bisa sidang besok buyar begitu saja, karena kemungkinan jadwal besok akan di cancel.. hati saya tambah remuk ketika dosen mengatakan, saya bisa nyidang kamu 2 minggu lagi.. rasanya saya pengen marah... saya dengan segala ketidak siapan saya untuk sidang besok, dengan bersusah payah.. "menyiapkan" hati, pikiran, mental dan teknis... karena dosen itu yang memberi kesempatan,untuk sidang kamis atau jum'at... gimana saya nggak jengkel...

Dalam ketengangan kami (dia juga sebal dipaksa) saya meneguhkan hati tidak akan mengcancel sidang besok.. what ever you say.. saya tetap akan sidang besok. urusan sama bapak belakangan aja... sidang susulan saja...
and guess what he say... ya sudah, kamu sidang tanpa saya saja..!!
Aku bingung lagi menghadapi kenyataaan ini, Allah rencana apalagi yang Engkau buat untukku...
3 pertanyaan di pikiranku : 1. Yang bener ni Pak, sidang tanpa bapak.. bapak nggak papa nih 2. Bakal jadi maslah gak nih, sidang nya ntar ya.... 3. yang bener aja sidang tanpa bapak, saya sih oke aja...

Malam itu hatiku gundah gulana.. pulang ke rumah, hanya fokus menegrjakan prsesentasi dan samabil berfikir.. " Besok sidang ku jadi nggak ya.." tidak ada kepastian. Hanya Allah yang tau apa yang akan terjadi esok, sidang atau tidak rahasia Allah.. malam itu dukungan dari teman2 masuk ke HP.. membuat hatiku sedikit kuat menghadapi esok, apapun yang terjadi.. Kemungkinan terburuk 1. Gagal sidang, ditunda 2 minggu lagi 2. Tetap sidang bersama Dosen Killer 3. Tetap sidang tanpa dosen killer, namun masalahanya berentetan dibelakang
Kemungkinan terbaik adalah sidang tanpa dosen killer, lulus tanpa masalah...
Hingga esok datang... tak ada yang tau jawaban itu, bahkan bintang di atas atau manusia paling pintar sekalipun..

Masa Depan


Mari Mencari Masa Depan

Menetukan arah kita berjalan, menentukan apa yang akan kita lakukan ternyta bukan perkara mudah untuk saya.walaupun saya merasa bahwa saya sudah memiliki visi dan tujuan hidup yang jelas. namun, menentukan pijakan yang akan saya pakai dalam mencapai tujuan ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan, terutama jika pijakan itu ada banyak dan semuanya menjanjikan kebahagiaan dan juga kesedihan. mungkin kata-kata yang populer dalam menetapkan masa depan bagi seeorang adalah bahagia, bermanfaat, berilmu, kaya, masuk surga. Menuju 5 kata tersebut tdaklah mudah, seperti difahami banyak orang kalo mau sukses harus bekerja keras, kalau mau berilmu ya harus bekerja, kalalu mau bermanfaat harus tidak egois, dan lain sebagainya.
saya memiliki pandangan masa depan, namun dalam beberapa hal tidak memiliki pandangan yang realistis. Semenjak kecil saya selalu bermimpi menjadi seorang wanita karier, bersepatu hak tinggi, menenteng tas, modis, kerja di perusahaan besar dan memiliki kantor, mimpi tersebut saya wujudkan dalam permainan - permainan saya di waktu kecil dahulu. saya selalu bermimipi bekerja di lingkungan yang "kelihatannya" sibuk seperti bursa efek, walalupun waktu itu sama sekali tidak mengerti apa itu bursa efek. sebuah impian tanpa tujuan. impian itu tetap ada di benak saya hingga saya menginjak perguruan tinggi dan kebetulan saya mengambil jurusan teknik. saya kemudian mulai menata mimpi saya menjadi lebih spesifik, paling tidak saya tau di kantor mana saya akan bekerja, tentunya tak jauh-jauh dari "Environmental Engineering". Pola hidup teknik yang terkesan apa adanya, kucel, lembur, deadline sedikit membuyarkan impian saya, karena waktu itu masih buta dengan dunia pekerjaan. Saya mulai membayangkan, kalo mau fokus berkarier di teknik,maka harus tahan banting, karena tak banyak perempuan yng bisa kerja lapangan. Di kuliah pula kemudian saya banyak bertemu orang dan kegiatan yang mengajarkan kemanfaatan. Dari pola itu, saya mulai membentuk mimpi saya menjadi seuah mimpi yang punya tujuan. bukan asal memahagian diri sendiri atau ambisi pribadi. saya mulai mengenal bahwa impian saya harus mempunyai kemanfaatan, untuk lingkungan , masyarakat dan untuk bangsa dan tanah air saya.