Pages

Kamis, 30 Oktober 2008

Gigiku sayang Gigiku malang

Gigiku sayang Gigiku malang
hampir 3 minggu yang lalu.. untuk pertama kalinya aku akan menjalani operasi.. nggak berat sich(kalau kata seseorang nggak elegan..) operasi pengambilan gigi belakang(graham terahir) karena "impaksi- tumbuhnya miring" kalau tidak diambil, bisa menimbulkan serangkaian gangguan pada gigi yang lain, yang pasti akan membuat hidupku tidak nyaman kedepannya. Harusnya dari tahun kemaren, gigi ku dioperasi.. tapi karena bergaya sok sibuk, baru ada waktu luangnya ya kemaren itu.. (mungkin juga baru sekarang ada nyalinya).. Operasi hari Kamis malam.. tapi dah opname di RS mulai siangnya, sambil puasa.


Everything was just fine, gak deg2an, hingga jam 18.00, suster masuk, menyuruh berganti baju hijau yang buat operasi itu.. plus mulai memasukkan infus ke tangan.. (sebelumnya sebenarnya aku ah pernah diinfus coz DB, waktu itu nggak sakit rasanya, mungkin karana aku sudah keburu tak berdaya) lha ini.. sehat wal afiat, malah diinfus.. Sejujurnya aku masih tenang, nggak ada perasaan terlalu ggugp atau nervous, aku percaya dengan dokter yang akan mengoperasiku... until.. suster membawaku ke ruang operasi.. terbaring diam di tempat tidur, menunggu tim operasi mempersiapkan, aku jadi malah bengong.. ngapain yah.. Tak sengaja, melihat tulisan yang terpampang di ruang tunggu operasi (jadi ruang operasinya luas, ada ruang operasi, rtang obatnya, dll.. sebelum operasi, pasien didiamkan di ruang tunggu tersebut) Karena gak pake kacamata, rada susah juga membacanya, tulisan yang berbunyi "Tetaplah Berdoa" .. galau juga hatiku.. anything can happen walau dah ditangani yang ahli sedikitpun.. walau masalahnya sekecil apapun.. ahirnya kupilih melafadzkan nama Allah.. Allah, kuserahkan hidupku padamu..


Until the time is coming.. dibawa ke atas meja operasi yang sempit(menurutku) dan dipasang alat tensi otomatis(cape kali ya kalo pake yang manual) & jari telunjukku di jepit pake alat (meneketehe apa namanya..) Lalu datanglah moment ketika dokter anastesi kan membiusku.. kualirkan ke otakku.. aku tidak akan merasakan apapun.. begitu aku bangun,,..i'm still calm.. sugesti positifit's over it's done.. aku bisa menghadapui sakitnya.. aku tak akan tau apa yang terjadi selama operasi.. Dokter mulai menyuntikkan obat bius itu ke infusku.. dan tak menunggu lama.. sesuatu yang menurutku tidak nyaman menyerang tubuhku.. aku bisa merasakan obatnya menjalari tubuhku.. memberikan sensai yang sama sekali tidak enak.. membuatku ingin muntah.. ingin bangun dan lari dari semua ini.. ooo... it's painfull.. i rialize.. aku belum ikhlas.. belum pasrah.. Dokter kembali berkata.. "Tidur aja mbak, obatnya bikin pusing.." Tapi sebenarnya aku tidak mau tidur.. namun tak ada pilihan selain berkompromi dengan si obat.. aku coba pasrah.. tidur.. lepas dari rasa lemas yang menjalari leher, muka, kaki... Allah... i'm with you


Ta Da...
i wake.. hello.. i can't fell my teeth.. i don't want to feel it.. yang ada hanya perasaan bahwa rahang dan pipiku bengkak.. tapi tanpa rasa sakit.. dalam setengah sadar aku masih bisa merasakan, aku di gledek keluar menuju kamarku.. aku masih merasakan orang2 di sekitarku (mungkin mereka amaze liat aku.. bikin penasaran gimana sich mukaku..) masih bisa mendengar bapakku pamit pulang ke rumah... tanpa terasa air mataku mengalir.. yang ku tak tau kenapa?.. dalam keadaan setengah sadar masih kudengar ibuku mngatakan " dek, perbannya diambil.." aku diem aja.. belum berani bicara.. dalam hatiku.."perban yang mana?.." ibuku memberi isyarat..itu yang di mulutmu.. spontan aku, meraba.. ternyata ada 2 gulungan perban yang ternyata sedang kugigit(kok gak kerasa yah).. aku lantas menggeleng.. aku pengen tidur.. tapi aku gak bisa.. beberapa waktu kemudian,.. ibuku meminta hal yang sama.. kali ini, langsung ku iyakan.. kubuka pelan2 mulutku dan kukeluarkan 2 perban itu.. wah ibuku hebat.. karena bagi sebagian orang, perban begituan kan menjijikkan.. tapi kan namanya juga ibu..Apa sih yang enggak buat anaknya... waktu itu yang terbanyak adalah.. "gile..muka guue tadi pasti jelek banget.. udah bengkak, pake ada perban lagi di mulut...."



Alhamdulillah.. sekarang, pengalaman itu sudah lewat.. sudah tiga minggu kulewati hidup tanpa 2 gigi geraham bawahku.. aku sudah bisa makan.. tidak lagi makan bubur melulu seperti seminguu awal pasca operasi.. ai can smile, i can't talk.. walau kebanyakan mngomong atau senyum terlalu lebar masih membuat lukanya terasa.. walau.. masih ada kurasakan benang-benang operasi suka sekali menggangu kenikmatan makanku.. mungkin ini ujian Allah sekaligus training agar aku lebih elegan, sopan terutama ketika makan dan berbicara...


Gigi.. sebenarnya dari kecil, hobi banget keluar masuk dokter gigi.. i must taking care of them more.. Kesehatan memang priceless.. so watch yout teeth.. jangan segan periksa ke dokter gigi.. jangan males gosok gigi sebelum tidur.. sepele.. gak elegan.. tapi penting!!