Pages

Kamis, 06 November 2008

Value Kita di Hadapn Allah

Value Kita di Hadapan Allah

Qita punya Allah...
Entah kenapa ahir2 ini sedang sensitif... sedikit2 gak enak ngomong...
manusia ternyata memang mempunyai banyak sekali penyakit hati...
berangkat dari sebuah permasalahan.. ada orang yang menonjol.. kenapa dengan kelebihannya lalu banyak orang appreciate..
sedangkan orang yang tidak memiliki kelebihan seakan hilang ditelan masa..
Permasalahannya bukan pada stategi hidup saat ini, ketika kebanyakan kita dituntut untuk bisa menokohkah diri kita sendiri.. tapi siapapun orang nya sehebat apapun, secerdas apapun... akan ada masanya ketika ia merasa "unvaluable" karena manusia tidak ada yang sempurna.. akan selalu ada kompetisi di dalam hubungannya baik disengaja atau tidak.. karena setiap orang ingin selalu merasa dihargai "from time to time".. oleh sebab itu ada istilah psikologi ''post power syndrome" bagi orang2 yang sudah seharusnya lengser tapi merasa masih punya kewenangan untuk ikut campur..
kita tidak sedang bicara tentang tanggung jawab.. namun lebih dari itu.. kadang permasalahan interpersonal dan mungkin nafsu manusia yang tidak akan pernah "satisfied" entah kompetisi menuju kebaikan atau kompetisi buruk yang berkedok baik..

Well we never know, karena most of it urusan hati masing2 dan kita tidak bisa membaca hati kan??? kita membaca perilaku manusia dan kita mersakan aura hati.. right??
Manusia tidak diciptakan sempurna oleh karena itu semakin jauh kita dalam perjalanan hidup kita, tingkat kompetisinya makin tinggi.. di SD rangking 1 sekelas, setelah SMP jadi rangking 5 sesekolah, SMA jadi peringkat 8 di kelas, berhasil masuk ITB tapi IPK semster awal jeblok, baru bisa diperbaiki setealah mau lulus, itupun lebih dari 4 tahun.. ini hanya contoh yang lain bahwa hidup adalah kompetitif.. akan selalu ada sesuatu yang membuat kita harus selalu meningkatkan "value" kita.. karena seperti kurs mata uang, value kita akan naik atau turun, depend on bagaimana kita memepertahankannya atau bisa jadi depend on orang2 di sekitar kita..
contoh: kita merasa diri kita gak cantik, kulit coklat nggak tinggi... soalnya temen2 main kita kebanyakan kulit putih and tinggi2.. ketika kita pindah ke lingkungan yang kebanyakan anak2nya kulit hitam and jarang mandi.. sudah pasti kita jadi putri disana... walau tipis paling tidak kita akan bersyukur ternyata kita memiliki kelebihan..

Nah contoh ini lain lagi, udah ngerasa cantik kok gak ada yang ngelamar2 yah.. kok malah yang lebih hitam dari dia yang nikah duluuan.. oh ternyata karena dia hafalannya lebih banyak, lebih pinter (menurut kita pribadi- karena gak tabayun)... ahirnya dia berusaha meningkatkan "value" di bidang yang itu.. lebih tekun belajar.. lebih suka ngapal daripada main.. dan berusaha menambah value lagi dengan menjadi alim... jama'ah ke masjid... Wow.. untuk meningkatkan value
tipis yah.. tapi itulah gambaran sebagian besar kita terutama saya.... banyak hal yang kita lakukan dan hal itu adalah hal yang baik tapi orientasi kita kadang tidak seimbang antara mencuri perhatian Allah dan perhatian manusia kadang 20:80 kadang 30:70 atau 50:50.. padahal yang seharusnya 100:0...
Kalau usaha yang dilakukan untuk meningkatkan "value" tadi tidak juga berhasil bagaimana?? karena itulah juga yang terjadi di masyarakat sosial kita... melihat orang dari valuenya.. manusiawi kok.. karena every person have value.. tapi masyarakat kadang salah melihat value.. orang baik pastinya valuenya jauh lebih baik dari pencuri.. tapi apa kita juga bisa memastikan bahwa cara kita memandang value sama dengan pandangan Allah?? kalo membandingkan value pencuri saja harus hati2 apalagi value orang – orang yang kelihatannya baik... tapi ya memang itulah syetan... masuk dari mana saja, mengusik hati siapa saja,... menggoyangkan hati.. melihat jadi tak jeli

Balik ke persoalan tidak berhasil meningkatkan value.. alhasil ia akan merasa lonely.. he didn't get the attention that he wanted... padahal dunia disekitarnya sibuknya minta ampun ia tidak merasa dilibatkan, contoh : hanya gara-gara suka terima jadi dalam memutuskan sebuah kegiatan,.. bukan yang ikut ngonsep.. padahal selama ini ia merasa memiliki konsep bagus.. kenapa ia tidak dimintai pertimbangan sich.. I’m part of team, adanya langsung bilang "gini lo.. aku tadi dah diskusi ma X.. nanti kita gini2 ya..."… wah-wah ini kerja team sepakbola atau tim tenis sich??? kalo sepak bola , saya bisa pegang peran paling tidak sama2 merasakan bola, kalo tim tenis, saya terima jadi yang ngambil bola...
Beberapa contoh kasus diatas, yang dapat diambil pelajaran kalau kita tidak tangguh, kita dapat terjebak dalam permasalahan hati yang bisa membuat amal kita menjadi tidak maksimal, tidak efekttif begitupun pahalanya....
ketika kita harus jadi tukang ambil bola, dimana jauh dihati kita tau bahwa kita sebenernya bisa jadi pemainnya bahkan salah seorang pemain yang sekarang berlaga, belajar teknik dari kita.. dan ketika semua orang mengelu-elukan keberhasilan tim kita ini, Namun ketika kita menjadi pemain utama, bermain dengan gaya yang sama, semangat yang sama, ternyata tim tidak memperoleh kemenangan.. kita akan merasa seperti looser... ga’ punya value.. dihadapan manusia tentunya....

Padahal apakah untuk mencari value di hadapan manusia saja kita itu hidup di dunia…. Walaupun kita sangat tau (tak perlu memungkiri) mendapatkan tempat di hadapan manusia (baca: pengakuan sosial) entah karena uang, barang, ilmu, ataupun fisik adalah hal yang sangat sulit untuk dienyahkan
Kepada siapakah kita mengadu..?? pada Allah.. tumpahkan segala keluh kesahmu.. tumpahkan segala kesalmu... diantara ratusan orang yang mengabaikanmu.. Allah tak pernah jauh untuk memeperhatika segala gerak-gerikmu... kenapa kita harus merasa kalah.. kenapa juwita harus kesal pada arya dan desi... kenapa si biasa2 saja harus iri pada yang cantik dan pintar.... kenapa?? kalo kita punya Allah.... Allah is enough for you and me..... sedihlah dirimu.. kalahlah dirimu... kesallah dirimu kalo kamu tidak merasa memiliki Allah...

Dan karena kau memiliki Allah, maka akan kau temukan pemaknaan lain dari value tersebut.. memaknai value di hadapan manusia dengan cara yang berbeda, mamaknai bukan dengan nafsu ataupun ambisi pribadi, namun…… silahkan jawab sendiri

Sebuah kontemplasi di bulan Maret 2008, saat itu hatiku sumpek

ceritaku hari ini

Whats up today??

.... Hari ini dulai dengan mencuci baju, makan, mengerjakan TA bentar, mencuci lagi and berangkat ngampus.. kudu ketemu dosen pembimbing hari ni, jadwal daftar sidang dah di ujung molor.. harusnya minggu ni kelar mengumpulkan nyali untuk sidang, daftar and minggu depan bisa sidang..
Tapi, emang bener.. Allah sesuai dengan prasangka hambanya.. dari awal, nggak pengen segera Acc.. takut mau sidangnya.. an ternyatapun demikian, dari hari senin mencari dosen, baru ketemu sekarang, mungkin karena memang niatnya separo..

Hari ini.. susah digambarkan, kayaknya kalau belum sidang.. akan terus begini nih, hari-hariku di kampus [nggak bahagia, tapi juga nggak sedih]yang penting terus bersyukur (cie...)
Finally, ketemu juga ma pak dosennya, ternyata aku baru mneyadari betapa memprihatinkannya laporan TA ku.. yang di revisi, semua kata-kalimat, tata letak.. bagaikana ikut kelas bahasa indonesia. tapi memang ancur... sekali lagi.. Allah sesuai prasangka hambanya.. hari ini tidak jadi Acc. Tugas pertama selesai, giliran yang kedua menunggu dosen yang lain untuk hunting SP Mekflu, karena tanpa SP tak mungkin bisa sidang..
Heran juga, ngurus begituan setelah sidang sudah di depan mata.. kemaren ngapain aje Bu.. Sebenernya, aku nggak ada niat ngurus tu SP, fotokopi punya temen sekelompok, dah jadi.. eh di detik terahir, ada aja temen yang menentang tindakanku itu.. "Jangan Han, nanti bla..bla..bla.." waduh.. yang namanya kebenaran, kalau sudah datang kepadamu, kalau dilanggar bisa dosa lho (padahal dari dulu juga udah tau..)Jadilah diriku kudu berburu SP itu, mana ternyata gak gampang lagi... molor lagi lah rencanaku untuk sidang..

Sore ini, kami menunggu bersama, aku, ifa and juli.. mpe laper. akhirnya kita lunch di kantin sipil bertiga, suasana hujan, paling suka kalo hujan rintik-rintik.. jadi gimana gitu.. romantis.. . Mpe selesai makan, hujan tambah lebat.. dosen yang ditunggu tak jua muncul.. Serasa nasib gak jelas (emang gak jelas sih..)belum tau SP kapan bisa muncul.. maka belum bisa dipastikan kapan aku bisa daftar sidang.. life is full surprise.. ni Otak bandel dah mau cari strategi nakal biar bisa daftar sidang tanpa SP nih.. nggak nakal kok, cuma biar dua2nya gak saling nggantung begini.. Bisa aja, asal dosen Mekflu tadi bukan jadi penguji.. kalo jadi penguji.. Matilah..

Ah, sudahlah.. menunggu di kampus gak efektif.. internetnya lemot.. mending cabut.. Yuk.. dagh.. see you tomorrow

Selasa, 04 November 2008

Disiplin & Teguh (sebuah kisah antara aku & traffic light)

Disiplin & Teguh (sebuah kisah antara aku & traffic light)
Rada lucu memang.. namun, setealah dipikir-pikir, hal ini selalu menjadi dilema buat diriku..
Kisahnya bermulu, setiap hari ketika kumulai perjalanku dari rumah meuju kampus tembalang. Untuk info saja-agar lebih memahami cerita- setiap berangkat, aku selalu melewati jalan utama yaitu Jalan Arteri soekarno-hatta, kemudian Jalan Raya Semarang-Demak (Majapahit) sebelum ahirnya menuju Jalan Fatmawati dan melalui jalan alternatif (tegal wareng-sigar bencah) ...
Sebelum masuk Jl. Majapahit (dr jl soekarno hatta) selalu melawati traffic light, karena merupakan pertigaan. Posisiku adalah dr arteri, karena jl majapahit hanya merupakan ekstension untuk bisa menuju Jl. Fatmawati. Di Pertigaan Pertama aku harus ambil kiri (belok kiri) kemudian akan langsung bertemu dengan Pertigaan kedua, dimana aku harus langsung ambil kanan (belok kanan).
So, this is the dillema....
Di Pertigaan, aturan utama adalah.. kiri jalan terus kecuali ada sign yang bilang "kiri ikuti lampu" iya kan... so.. because di Pertigaan I ini, diterapkan peraturan spesial ini (sebelumnya gak ada) antrian kendaraan yang menuju demak, penggaron dan sekitarnya ataupun yang langsung ambil kanan arah jl. Fatmawati (seperti saya).. akan panjang sekali .. Padahal lampu hijaunya pendek, alhasil akan butuh 2 kali lampu merah untuk saya bisa melewati pertigaan itu...
Pertama kali, peraturan ini diberlakukan.. saya sangat-sangat tidak setuju.. karena bukan menjadi solusi.. tapi justru menambah kemacetan, akibat antrian kendaraan yang panjang. Seharusnya untuk kendaraan yang menuju demak dibiarkan melaju (jalan terus) karena mereka tidak menimbulkan masalah, untuk kendaraan dengan tujuan seperti saya, maka bolehlah berhenti. 1 lagi yang membuat saya tidak sreg adalah, kami (kendaraan yang akan belok kiri ke arah manapun) masih juga harus berhenti, walaupun jalur kami kosong mlompong... (apakah anda mengerti.. kok saya tidak yakin yah..)
ini penjelasan singkat : di pertigaan ada kendaraan yang ke kiri dan ke kanan.. yang ke kanan tentunya harus menunggu hingga jalur mereka kosong, tidak ada arus kendaraan melewati depan mereka atau menuju mereka(berkebalikan arah). Untuk kendaraan ke kiri, biasanya diperbolehkan jalan terus kalau arah kendaraan yang searah dengan mereka (dari ruas jalan yang lain) cenderung sepi, namun jika padat, biasanya diperbolehkan melaju jika arus kendaraan ini berhenti(lampu merah). kendaraan arah kiri tidak akan terganggu dengan, arus kendaraan yang melaju ke arah mereka...
Oke..balik ke cerita saya...
otomatis kami harus menunggu 2 shift arus kendaraan selesai- karena begitulah siklus rotasi traffic light disini...
Di awal-awal, saya terjang saja peraturan itu.. pokonya kalau jalur kiri kosong, walaupun lampu masih merah.. saya akan melaju. Saya jg jengkel dengan orang yang mentaati peraturan tersebut.. (woi.. kagak liat ya.. yang ngantri tu dah sepanjang kasih ibu.. :), jengkel dengan pak polisi yang bikin peraturan.. jengkel dengan semua hal.. makanya negara ini gak bisa beres..
Hingga ahirnya... hati nurani saya merasa bersalah.. tiap detik saya melanggar peraturan, saya merasa bersalah.. bukan begini salama ini saya belajar. Dengan melanggar, saya tidak menghormati bapak polisi, pengguna jalan yang lain (karena menjadi provokator kejahatan), bahkan bapak2 kita yang ada di jajaran tertinggi negara kita ini.. saya berfikir lagi apa itu arti ketaatan, kepatuhan dan kedisiplinan. Saya seorang muslim yang harus berdisiplin menegakkan shalat 5 waktu, saya seorang muslim yang taat dalam menutup aurat..
Saya sebenarnya sangat tidak suka dengan orang yang tidak taat peraturan lalu lintas, lalu kenapa saya harus menjadi bagian dari itu.. bukankah jalan raya adalah salah satu tempat public sehingga memang harus diatur sehingga nyaman untuk setiap penggunanya. Bukankah saya sudah merasa sok tau, dengan logika terbatas saya, padahal saya belum pernah belajar mengatur lalu lintas...
Kemudian, saya memutuskan untuk taat. taat pada peraturan di pertigaan itu..
Dan taat itu tidak mudah, setiap harinya saya harus menghadapi orang-orang seperti saya dulu.. provokatif, entah itu melaju menerjang atau membunyikan klakson beberapa kali...
saya tidak sedang bicara benar atau salah, baik atau buruk, biarlah yang Diatas yang menilai.. hanya saja menjadi teguh dan berdisiplin di masyarakat itu sulit..
Tak pernah mudah untuk mempertahankan prinsip, keyakinan tanpa pegangan yang kuat. Karena akan selalu ada yang lain yang berusaha mewarnai kita, akan ada selalu batu yang menghadang dan penyakit yang merusak.. Yang pasti.. jangalah kita mejadi batu perusak tersebut..